Wahana antariksa India, dilaporkan telah melewati tahap penting dalam perjalanannya untuk keluar dari “lingkup jangkauan atmosfer Bumi” dan akan segera menuju Matahari untuk memantau pusatnya.
Misi Aditya-L1 diluncurkan pada 2 September dengan membawa instrumen untuk mengamati lapisan terluar Matahari.
Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO) mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa wahana antariksa ini telah lama keluar dari lingkup pengaruh Bumi.
Aditya, yang dinamai sesuai dengan nama dewa Matahari dalam agama Hindu, sudah pernah menempuh jarak 920.000 kilometer (570.000 mil), lebih tinggi dari setengah dari total jarak perjalanan.
Pada titik tersebut, gaya gravitasi dari kedua benda astronomi saling meniadakan, sehingga memungkinkan misi ini untuk tetap berada di area orbit halo yang stabil dalam sekitar bintang terdekat.
Ini adalah kedua kalinya secara berturut-turut bahwa ISRO dapat mengirimkan sebuah pesawat ruang angkasa pada luar lingkup pengaruh Bumi.
Selain itu, pada bulan Agustus, India menjadi negara pertama yang berhasil mendaratkan pesawat pada dekat kutub selatan Bulan yang dimaksud sebagian besar belum dijelajahi, serta hanya saja negara keempat yang digunakan mendarat di tempat Bulan.
Rover Pragyan melakukan survei dalam sekitar lokasi pendaratannya, namun dimatikan sebelum dimulainya malam bulan, yang berlangsung sekitar dua minggu di dalam Bumi.
India berharap dapat memperpanjang misi dengan mengaktifkan kembali kendaraan bertenaga surya itu begitu cahaya Matahari kembali ke permukaan Bulan.
Pada tahun 2014, India menjadi negara Asia pertama yang berhasil menempatkan sebuah pesawat ke orbit di area sekitar Mars.
Amerika Serikat, Badan Antariksa Eropa, Jepang, dan Cina telah lama mengirimkan beberapa orang wahana ke pusat tata surya, dimulai dengan program Pioneer NASA pada tahun 1960-an.
Jika berhasil, misi terbaru ISRO akan menjadi misi pertama dari negara Asia yang berhasil ditempatkan di area orbit di tempat sekitar Matahari.
Tim Redaksi