Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berupaya untuk mendorong beberapa universitas negeri (PTN) di Indonesia untuk membuka program studi arkeologi. Hal ini disampaikan Handoko dalam acara “Commemoration of the 20th Anniversary of the Discovery of Homo florensiensis” yang digelar di Jakarta, Rabu (4/10).
Saat ini, enam universitas yang sudah memiliki jurusan arkeologi adalah Universitas Jambi, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, Universitas Hasanudin, Universitas Indonesia, dan Universitas Haluoleo. Handoko mengajak universitas lain untuk menyusul dengan memanfaatkan BRIN sebagai wadah penyedia dana dan lokasi penelitian.
“Minimal ITB, Unair, Unpad, Unsri yang bisa didorong, UB, Undip, itu yang bisa jadi didorong,” jelas Handoko. Ia menambahkan bahwa prodi Arkeologi adalah prodi yang dapat menjadi primadona di masa depan.
Selain itu, BRIN juga menyediakan mekanisme khusus untuk para arkeolog dan universitas agar dapat melakukan riset dengan dukungan peralatan dan anggaran yang berkesinambungan.
“Tanpa kalian [arkeolog], kita enggak mampu ngapa-ngapain. Kita enggak mampu biarkan arkeolog habis setelah kalian pensiun. Oleh dikarenakan itu kita dorong pembukaan prodi arkeologi, kalau perlu dalam semua PTN-BH,” pungkas Handoko. Upaya ini, kata Handoko, penting untuk melestarikan arkeolog Indonesia dan menjadi warisan dari generasi arkeolog sebelumnya.
Tim Redaksi